Resensi Film Sexy Killer


Resensi Film Sexy Killer

Identitas Film
Judul                            : Sexy Killer
Jenis Film                    : dokumenter
Produser                      : Didit Haryo Nasution
Sutradara                     : Dandhy Laksono
Penulis Naskah           : Khoirul Umam, Andi Dewi Aulianai, Mikael Susanto dan , Farhan                                                         Rinaldi
Durasi Film                : 1:28:55
Perusahaan Film         : Watchdoc 
Diputar                       :  Dipublikasikan tanggal 13 April 2019 di Youtube
Pemain                   : Masyarakat di sekitar tambang batu bara dan PLTU, Pemilik perusahaan                                                  Batu bara, Pemerintah, Politikus dan, Bidan

Sinopsis Film Dokumenter Sexy Killer
Sexy Killer
            Film dokumenter berjudul Sexy Killers ini adalah garapan Watchdoc yang merupakan film ke-12 dan terakhir yang dibuat dalam Ekspedisi Indonesia Biru. Film ini merupakan dokumentasi pengangkatan isu sosial, masyarakat, sampai dengan isu lingkungan, sains. Ekspedisi ini dimulai bulan Oktober 2015 hingga bulan April lalu, yang membawa penggarap, Dendy Laksono, dan kawan-kawan sampai di tanah Samarinda, Kalimantan Timur dan menerima kenyataan miris mengenai pertambangan batu bara yang menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
            Dalam film ini kita dapat mengetahui hal-hal yang tidak kita lihat sehari-hari adalah bagaimana listrik bisa sampai ke rumah kita. Film ini menyuguhkan bagaimana pertambangan batu bara di Kalimantan serta PLTU di berbagai daerah Indonesia seperti, PLTU di Buleleng Bali, PLTU di Batang Jawa Tengah, PLTU di  Cirebon, dan PLTU di Sulawesi Tengah yang memiliki dampak positif yaitu kita dapat hidup dengan listrik tanpa takut lagi dengan kegelapan karena, di dunia semakin modern ini listrik sangatlah penting untuk masyarakat maupun untuk pembisnis namun, serta kita dapat memengetahui segi negativenya seperti, di dalam film tersebut kita dapat menyaksikan banyak sekali masalah lingkungan, masyarakat atau sosial dan, kesehatan di dalam pertambangan batu bara dan PLTU.
            Sexy Killers berawal dari isu yang beredar di masyarakat, yakni adanya masalah lingkungan akibat pertambangan batu bara. Isu tersebut ditelisik dari atas hingga pangkalnya, dari sebab pimpinan tambang batu bara hingga akibat bagi lingkungan dan masyarakat. Berlatar dari Kalimantan Timur yang kemudian menyebar menuju PLTU yang ada di pulau Jawa dan Bali, menambah alur perjalana batu hitam berharga tersebut. Nestapa penduduk yang tinggal di sekitar pertambangan dijelaskan begitu nyata beserta buktinya, serta kerusakan lingkungan di sekitar pertambangan batu bara semakin memburuk.
            Dalam film tersebut kita dapat melihat berbagai dampak lingkungan dalam pertambangan batu bara yaitu banyak para petani di desa Kartabuana yang masih bertahan mengalami kesulitan karena sawahnya mengalami kerusakan, sawah milik petani tersebut terkena lumpur dari tambang batu bara dan menghancurkan jalur-jalur air untuk irigasi sawah. Masyarakat di sekitar tambang batu bara mengalami kesusahan air bersih karena air di daerah tersebut telah tercemar dan berwarna keruh serta tambang batu bara telah menghancurkan jalur air bersih. Terdapat lubang bekas dari galian tambang batu bara yang berada di sekitar pemukiman warga di Kalimantan Timur, lubang bekas galian tersebut hanya diabaikan begitu saja dan tidak dikelola dengan baik oleh pemilik perusaahaan tambang atau oleh pemerintah sehingga, banyak menewaskan warga di sekitar wilayah lubangan tersebut akibat tengelam di dalam kubangan tersebut. Kemudian terjadinnya tanah ambles yang mengakibatkan rumah-rumah warga di Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur yang mengakibatkan 5 rumah hancur, 11 lainnya rusak dan jalan utama amblas karena aktivitas tambang dekat dengan pemukiman dan fasilitas umum 41 jiwa mengungsi dan rumah warga banyak yang retak akibat pertambangan batu bara.
            Pertambangan batu bara ini juga menimbulkan dampak sosial terhadap masyarakat sekitar seperti, banyak sawah-sawah milik petani transmigrasi dari Jawa di desa Kartabuana yang dulunya sebagai daerah lumbung padi namun, daerah pertanian tersebut harus digusur untuk pengalian tambang batu bara, kemudian terdapat anak-anak di dekat tambang batu bara tidak dapat bermain dengan leluasa seperti anak-anak yang lainnya, Warga di Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur 41 jiwa mengungsi karena tempat tinggalnya amblas akibat tambang batu bara. Dalam lokasi stok pail batu bara di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur terjadi sebuah peristiwa karena akibat dari aktivitas penambangan yang terbuka dan datangnya angina kencang membuat debu dari batu bara berterbangan sehingga, warga Kaliorang dan Selangkau mengalami dampak terkena debu dari batu bara yang berterbangan.
            Film Sexy Killer juga menceritakan bagaimana tongkang-tongkang batu bara yang di angkut dari Kalimantan Timur menuju Pulau Jawa dan Bali. Angkong-angkong tersebut hilir mudik di Karimunjawa serta, ketika cuaca buruk angong-angkong tersebut parkir dan membuang jangkar di Karimunjawa yang merusak terumbu karang akibat tergilas tongkang, jangkar juga kerap di sangkutkan ke terumbu karang dan tumpahan batu bara menyebapkan pencemaran laut dan merusak taman nasional yang dilindungi.
            Film Sexy Killer tersebut tidak hanya memperlihatkan permasalahan di dalam lokasi pertambangan batu bara namun, di dalam PLTU juga memiliki permasalahan dan dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar seperti, di PLTU Buleleng Bali terdapat Banyak tumbuhan yang semakin lama mati seperti pohon kelapa milik pak Ketut karena kualitas tanah yang semakin menurun mengakibatkan buah yang dihasilkan kecil-kecil dan menurun yang dahulu setiap panen 9.000 buah kelapa menjadi 2.500 serta warga di Buleleng Bali terdapat warga yang tetap bertahan tidak memberikan rumahnya dan tanahnya serta salah satu warga yang tidak memberikan kebun kelapannya untuk lahan PLTU. Nelayan di Buleleng Bali para nelayan mencari ikan mengalami kesulitan karena banyak kapal-kapal lalu lalang di Celukan Bawang menuju PLTU tak bisa saampai ke arah barat serta dampak dari PLTU tersebut sehingga pendapatan nelayan semakin tak menentu. Kemudian PLTU di Batang Jawa Tengah banyak sawah-sawah yang ditutup untuk PLTU padahal para petani belum menjual sawahnya untuk PLTU sehingga, banyak petani yang tidak terima dan protes. PLTU di Cirebon Jawa Barat juga memiliki permasalahan seperti, petani mengalami pengusuran sekitar 100 petani karena untuk PLTU sehingga, banyak petani yang tidak memiliki pekerjaan lain dan hidup petani yang tergusur semakin susah seehingga, mereka ada yang menjadi buruh petani garam. Masyarakat di sekitar PLTU baik anak-anak maupun dewasa mengalami berbagai penyakit seperti asma, infeksi saluran pernafasan, kanker paru-paru, kerusakan otak, ISPA, batuk menahun/brongkitis kronis, alergi debu, ginjal dan jantung limbah dari asap PLTU. PLTU Batu bara di Indonesia, menyebapkan kematian premature hingga 6.500 jiwa setiap tahunnya maka di Indonesia ada 17 kematian setiap hari akibat terpapar populasi batu bara akibat dari uap batu bara  seperti di PLTU Sulawesi Tengah yang terdapat masyarakat tekena penyakit akibat dampak polusi udara batu bara.
            Batu bara dari pembakaran untuk diambil panas dan uapnya mengeluarkan zat sisa pembakatan ke udara, sisa pembakaran ini akan menyebar ke tanaman, perairan atau masuk ke paru-paru seseorang. Teorinya semua sudah di saring sehingga, asap yang keluar konon tidak berbahaya namun, teori bisa berbeda dengan kenyataan. Polutan ini mengandung senyawa berbahaya seperti, merkuri dan senyawa lain yang disebut PM 2.5 partikel ini bertahan di udara dalam jangka panjang dan bisa terbang ratusan kilo meter jika manusia terpapar merkuri atau PM 2.5 terus menerus akan timbul asma, infeksi saluran pernafasan, kanker paru-paru, kerusakan otak, ginjal dan jantung.
            Film dokumenter ini mestinya membuka mata pembuat kebijakan, membuka mata hati pentolan tambang batu bara, agar memikirkan juga dampak bagi manusia sesamanya. Data yang disajikan bisa dipertanggung jawabkan dan film ini, juga kaya dengan wawancara, riset, dan penelusuran yang luar biasa.

Komentar

Postingan Populer