DIALOG BAHASA INDONESIA

Berwisata ke Makam Raja-Raja Imogiri
Hasil gambar untuk Makam raja-raja imogiri
Suatu ketika pada saat usai acara pembagian raport di SMAN 1 Imogiri, secara tak sengaja 3 orang sahabat bertemu dan saling bercakap-cakap tentang hasil raport mereka dan juga tentang liburan sekolah.
Rani                 :  Hai Man, Put, bagaimana hasil rapot kalian? Bagus?
Putri                :   Alhamdulillah. Ran, aku dapat peringkat 4 di kelas. Kalau soal nilai, ya kamu  kira-kira sendiri lah peringkat 4 itu berapa rata-rata nilainya.
Hermawan      :   Kalau aku dapat peringkat 3 di kelas. Kamu juga boleh memperkirakan berapa nila rata-rata raport ku. He…he..
Rani                 :  He…he. Tak perlu lah aku repot-repot memeriksa raport kalian. Aku percaya nilai kalian di atas rata-rata kelas. Ngomong-ngomong kalian tidak tanya hasil raportku?
Puteri               :  Hmmm, aku rasa tidak perlu deh. Pasti kamu juara 1.
Herman           : Betul itu. (mengangguk)
Rani                : Ha..ha. kamu ini bisa saja Put. Oh ya, liburan kali ini   mau ke mana kalian ?
Puteri              : Hmmm, aku sih belum terpikir ke mana. Mungkin mungkin santai saja di runah.
Herman           : Kalau aku sih mau berlibur ke kampung halaman Ibuku di Lampung.
Puteri              : Wah, asyik ya kamu man. Kalau kamu mau ke mana   Rani?
Rani                : Sama seperti mu Put, aku di rumah saja. Eits, tapi gak Cuma liburan gak bermakna  rumah. Aku mau banyak belajar dan berwisata sejarah di sini.
Herman           : Hah? Wisata sejarah?
Putri                   : Kamu mau tetap belajar di liburan ini? Ran, sudah berbulan-bulan kita belajar di sekolah. Di liburan kali ini kamu mau tetap belajar?
Rani                    : Aku juga gak melulu belajar Put, aku mau jalan-jalan.
Herman              : Wisata sejarah Ran?
Rani                    : Iya, memangnya kenapa?
Puteri               : Memang asyiknya wisata sejarah apa sih Ran? Kamu sebut itu sebagai liburan?
Rani                   :   Betul sekali Put, aku menganggap berkunjung ke wisata sejarah itu menyenangkan. Ha…ha….
Hermawan         :  Ah, bingung aku. Setauku liburan ya ke tempat wisata pantai, berkunjung ke rumah nenek, dan seterusnya. ini kok malah mau ke wisata sejarah,emangnya kamu mau wisata sejarah kemana?
Rani                    : Aku mau ke Makam Raja-raja Imogiri hehehe.
Herman              : Ya… itu cuman dekat sekali apa bagusnya?
Rani                    : Bagus kita bisa tau sejarah melalui para abdi dalem.
Herman              : nambah bingung aku.
Putri                  : Bagaimana teman-teman kalau kita besok ke makam raja-raja Imogiri jadi,kita bisabelaja sejarah bersama-sama?
Rani                    : Kalau kalian mau sih aku seneng banget.
Herma                 :Yasudah kita ngumpul di depan pos Pajimatan    bagaimana?
Putri                    : Oke,aku setuju.
Keesokan harinya mereka sudah berkumpul di Pos Pajimatan untuk bersiap-siap ke makam raja-raja.
Rani                          : Teman-teman mari kita naik tangga bersama- sama.Ohh ya sebelumnya perkenalkan ini kakek aku seorang abdi dalem dia akan mengantar kita sambil kita bisa bertanya-tanya tentang sejarah makam raja-raja imogiri.
Herman                       : Oh… begitu. (mengangguk)
Putri                            : Oh kakek selamat kenal ?
Rani                             : Ayo kita naik?
Putri                            : Ayo.
Abdi dalem                 :  Anak-anak kalian tahu ngak kalau kalian menghitung tangga makam raja-raja imogiri dengan benar maka impian kalian akan terwujud.
Rani                             : Memangnya berapa jumlah anak tangga ini?
Abdi dalem                  : Sekitar 409 anak tangga,Makam raja-raja imogiri terletak di atas perbukitan yang masih satu gugusan dengan pegunungan seribu,namanya pegunungan merak.
Putri                              : Oh,lalu bisakah kakek memberi tahu kami tentang  sejarah makam raja-raja?
Abdi dalem                 :  Baiklah akan kakek ceritakan jadi,makam ini  dibangun pada tahun 1632 oleh Sultan Mataram III yaitu Prabu Hanyokrokusumo.Beliau merupakan keturunan dari panembahan senopati raja Mataram I.Prabu Hanyokrokusuma mempunyai kesaktian setiap hari jumat, beliau dapat pergi sejud ke Makkah dengan secepat kilat.Ketika itu,Sultan ingin membangun makam di pegunungan Girilaya sebagai makam raja-raja namun,pamanya Gusti Pangeran Jaminah mengajukan permintaan,sesudah pamanya meninggal sultan agung melemparka pasir yang dibawa dari Makkah yang akhirnya pasir tersebut jatuh di pegunungan Merak,sehingga sultan membangun makam raja-raja di sana.
Hendrawan                  : Lalu kakek,di makam ini siapa saja yang bisa     di makamkan disini?
Abdi dalem                 :   Jadi dimakam raja-raja ini terdapat tempat bagi    pemakaman seperi Astan Kasultanan Ageng,wilayah makam raja-raja Surakarta, dan makam raja-raja Ngayogyakarta.
Putri                          : Apakah ditempat ini masih ada peninggalan dari  dari sultan agung?
Abdi dalem                 :  Peninggalan Sultan Agung yang masih ada di makam ini seperti Air suci dari tiga tempayang seperti tempayang Nyai Danumurti,tempayang Kyai Danumaya dan tempayang Kyai mendung.lalu, ada cincin kayu berasal dari tongkat Sultan Agung yang berasal dari pohon besar.serta,daun tujuh macam daun ini berkhasiat bagi siapapun yang sudah menikah dan ingin segera dikaruniai anak bisa meraciknya sebagai minuman.
Hermawan                   : Kakek aku lelah,bolehkah aku meminta air dari  Satu tempayang itu?
Abdi dalem                 : boleh,ayo kita harus masuk ke dalam gapura.
Putri                            : Baiklah kek.
Abdi Dalem                 : Ambilah botol di meja, kakek akan mengisinya  Dengan air dari tempayang ini.
Hermawan                   : Ini kakek.
Abdi dalem                  : Sudah kakek isi botol ini dengan air berkhasiat,   harap kalian sebelum meminumnya berdoa   terlebih dahulu.
Rani                             : Iya kakek.
Hermawan                   : Wah segarnya.
Putri                            : Kakek apakah jika ingin memasuki areal makam   Harus memakai pakaian khusus?
Abdi dalem                  :   Iya,apabila perempuan harus memakai pakaian kain panjang,kemben dan melepas semua perhiasan dan apabila laki-laki harus mengenakan kain panjang ,baju peranaan dan blangkon.
 Rani                            : Kakek dimakam raja-raja ini terdapat tradisi      apa saja sih kek?
Abdi dalem                 :         Seperti tradisi nguras enceh setahun sekali dilakukan ketika jumat kliwon,di bulan sura (Muharam). biasanya sehari sebelum nguras enceh,dilaksanakan kirab budaya dan merebut gunungan serta pertukaran siwur Surakarta dan Ngayogyakarta yang dipimpin oleh Paku Alam.Seperti,ketika ruwah banyak masyarakat datang ke Masjid Kagungan Dalem untuk mendoakan leluhur dan membersihkan makam para leluhur yang dimakamkan di sekitar komplek Makam Raja-raja Imogiri.
Hermawan                   : Ohh jadi seperti itu ya kakek.
Rani                              : Oh ya kek kami mau pamitan pulang karena hari Sudah sore.
Putri                             : Iya kek,terima kasih sudah memberikan kami ilmu   tentang sejarah Makam raja-raja Imogiri.
Abdi dalem                 : Iya sama-sama nak,besok kapan –kapan kesini
Rani                             : Iya,Insyallah.
Abdi dalem                 : Hati-hati di jalan ya.

Komentar

Postingan Populer